I. BELAJAR SEPANJANG HAYAT BERSABDA
Jauh
sebelum konsep belajar sepanjang hayat(life long education) dan pendidikan
untuk semua orang(education for all). Ajaran Islam abad14 yang lalu talah mengemukakan konsep
tsb,sebagaimana Rosululloh SAW bersabda :”Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai
keliang lahat Sabda Rosululloh SAW :”Menuntut ilmu kewajiban bagi setiap muslim
dan muslimat”.
Kewajiban
menunutut ilmu dalam islam tidak terbatas ruang dan waktu, dimanapun dan
kapanpun setiap muslim harus semangatmencari ilmu. Untuk itu pendidik hendaknya
mendorong peserta didik untuk menuntut ilmu baik formal maupun non formal.
J.PERPADUAN KOMPETENSI, KERJASAMA DAN
SOLIDARITAS
Firman
Allah SWT:
“...........Berlomba-lombalah kamu dalam
kebaikan”. (Q.S. almaidah: 48).
Firman Allah SWT:
“Bertolong-tolonglah kamu atas kebaikan dan
takwa,dan jangan tolong menolong dalam atas dosa dan permusuhan.
Kegiatan
pembelajaran harus mendorong semangat fastabiqul khoirat(kompetisi), taawwun
(kerja sama) dan tasamuh (solidaritas), misalnya: melalui metode
resitasi(pemberian tugas), kerja kelompok, bersama dalam eksperimenyaitu metode
yang memungkinkan terciptanyakerjasama dan kopetisi.
K.BELAJAR MELALUI PENIRUAN
Sejak
fase-fase awal kehidupan manusia banyak sekali belajar ewat peniruan terhadapkebiasaan
dan tingkah lakuorang- orang disekitarnya.
Kecendrungan
manusia meniru menyebabkan ketauladanan menjadi sangat penting dalam proses pembelajaran.
Firman Allah SWT,:
“Sesungguhnya pada diri rosulullah adalah suri
teladan yang baik (Q.S. al-Ahzab: 21).
Agar
peserta didik meniru yang positif , maka pendidik harus menjadikan dirinya sebagai uswatun hasanah atau contoh yang baik
dengan menjadikan dirinya sebagai conyoh prilaku yang baik dan santun sehingga
dapat ditiro oleh peserta didik. Para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dalam segala hal anak
merupakan peniru yang ulung”.
L.BELAJAR MELALUI PEMBIASAAN
Pembiasaan
adalah upaya praktis dalam pembinaan dan pembinaan dan pembentukan anak. Hasil
dari pembiasaan yang dilakukan oleh pendidik adalah terciptanya suatu kebiasaan
bagi anak didik.
Dalam
kehidupan sehari-hari pembiasaan itu merupakan hal yang sangat penting, karena
banyak orang berbuat dan bertingkahlaku hanya karena kebiasaan semata- mata.
Pembiasaan dalam pendidikan agama hendaknya
dimulai sedini mungkin. Rosulullah memerintahkan kepada para pendidik
agarmereka menyuruh anak- anak mengerjakan sholat, tatkala berumur7 tahun.
Sabda Rosulullah SAW:
“
Suruhlah anak- anakmu mengerjakan Shalat, ketika berusia 7 tahun, dan
pukullah mereka jika enggan mengerjakan
kalau mereka sudah berumur 10 ahun, dan pisahkan antara mereka ketika
mereka tidur”. (H.R. Muslim).
Oleh
sebab itu pendidik harus melatih peserta didik untuk membiasakan diri dalam beribadah, berumalah danberprilaku
yang baik.
PRINSIP- PRINSIP
METODE MENGAJAR DALAM AL-QURAN
Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik
pertama , pada masa awal pertumbuhan islam telah menjadikan Al-Qur’an sebagai
dasar pendidikan islam disamping sunnah beliau sendiri.
Kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber
pokok pendidikan islam dapat dilihat dalam Al-Qur’an sendiri .
Firman Allah :
Yang artinya: “Dan kami tidak
menurunkan kepada Al-kitab (Al-Qur’an ) ini melainkan agar kamu dapat
menjelaskan kepada mereka perselisihan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi
kaum yang beriman.”(Q.S. Al-Nahl: 64).
Muhammad Fadhil Al- jamail menyatakan
sebagai berikut :
“Pada hakekatnya Al-Qur’an itu adalah
mrupakan perbendaharaan yang besar untuk kebudayaan manusia, terutama bidang
kerohaniaan, ia pada umumnya adalah merupakan
kitab pendidikan kemasyarakatan, moril (akhlak) dan spiritual.
Begitu pula An-nadwi mempertegas
dengan menyatakan bahwa pendidikan dan pengajaran umat islam itu haruslahbersumberkan kepada aqidah islamiyah, menurut beliau lagi,
sekiranya pendidikan umat islam itu
tidak berdasarkan kepada aqidah yang bersumbersumberkan kepada Alqur-an dan
al-hadits, maka pendidikan itu bukanlah pendidikan islam, tetapi pendidkan
asing.
B.METODE MENGAJAR
QUR’ANI DAN BAHASA QUR’ANI
Menurut al-Nahlawi metode mengajar
yang dapat menggugah perasaan adalah sebagai berikut:
1. Metode hiwar (percakapan) Qur’ani dan
nabawi
2. Metode kisah Qur’ani dan nabawi
3. Metode Amtsal (perumpamaan) Qur’ani
dan Nabawi
4. Metode keteladanan
5. Metode pembiasaan
6. Metode ibadah dan man’izah
7. Metode targhib dan tarhib
1.Metode Qur’ani
a.Metode hiwar Qur’ani dan nabawi
Hiwar (dialog) ialah percakapan silih
berganti antara dua pihak atau lebih melalui tanya jawab mengenai suatu topik
mengarah pada suatu tjuan.kadangkala keduanya sampai pada suatu kesimpulan,
atau mungkin pula salah satu pihak tidak merasa puas.Namun demikian ia masih
dapat mengambil pelajaran dan menentukan sikap baginya.
Hiwar mempunyai dampak yang sangat
mendalam terhadap jiwaatau padayang mengikuti topik percakapan atau dialog
tersebut, karena:
1.permasalahan yang disajikan
secaradinamis ,kedua belah pihak terlibat dalam pembicaraan secara timbal
balik, sehingga tidak membosankan.
2. Tertarik untuk terus mengikuti
jalanya percakapan,dengan maksud untuk mengetahui kesimpulanya.
3. Dapatmembangkitkan perasaan dan
menimbulkan kesan dalam jiwa, yang membantu mengarahkan seseorang utuk menemukan sendiri kesimpulanya.
4.mempengaruhi peserta didik berupa
pedidikan akhlak, sikap dalam berbicara, menghargai pendapat orang lain.
Menurut Al-Nahlawi,dalam Al-Qur’an dan
Sunnah nabi SAW, terdapat beberapa jenis hiwar seperti:
a.
Hiwar
Khitabi atau ta’abudi
b.
Hiwar
washfi
c.
Hiwar
Qiashashi( percapan tentang sesuatu melalui kisah)
d.
Hiwar
jadali
e.
Hiwar
nabawi
1.
Hiwar
khitabi atau ta’abudi
Hiwar Khitabi atau ta’abudi merupakan
dialogyang diambil dari dialog antara Tuhan dan hambanya. Tuhan memanggil
hambaNya dengan mengatakn Wahai orang-orang yang berian, dan hambanya menjawab
dalam kalbunya dengan mengatakan “ kusambut panggilan engkau , ya Robbi,
“dialog antara tuhan dengan hambanya ini menjadi petunjuk bahwapengajaran
seperti itu dapat digunakan, dengan kata lain metode dialog merupakan metode
pengajaran yang pernah digunakan Tuhan
dalam mengajari hambanya.
Melalui hiwar
taabudi atau khitabi , Al-Qur’an menanamkan hal-hal penting sbb:
1.Agar tanggap
terhadap persoalan yang diajukan Al-Qur’an,merenungkanya, menghadirkan jawaban
sekurang- kurangnya didalam kalbu
2. Menghayati
makna kandungan Al-Qur’an
3. mengarahkan tingkah laku agar
sesuai denga petunjuk Al-Qur’an.
2. HiwarWshfi
Hiwar Washfi ialah dialog antara Tuhan
denganmalaikat atau dengan makhluk gib lainya.Kami perintahkan kepada
malaikat............” kumpulkan mereka itu beserta teman-teman
mereka............. dan tunjukkanlah mereka kepada jalan neraka.
Disini Allah berdialog dengan
malaikat,Al- shaffat ayat27-28 , sebagian mereka saling menghadap dan
berbantahan.
Menurut Al-Nahlawi Hiwar washfi
menyajikan gambaran yang hidup tentang
kondisi psikis ahli neraka dan ahli surga.dengan imajinasi dan deskripsi yang
rinci HiwarWashfi memperlancarberlangsungnya pendidikan perasaan ketuhanan.Pendengar
seolah terlibat dalam dialog tersebut lantas berada dalam pemihakan,
beradadipihak mana aku ini?.
2. Hiwar Qishashi
Hiwar qishashi terdapat dalam Al-qur’an , bentuk maupun rangkaian ceritanya sangat
jelas, merupakan bagian dari kisah dalam al-Qur’an.Sepuluh ayat pertama
merupakan hiwar (dialog),kemudian Allah mengakhiri kisah ini dengan dua
ayat yang menerangkan akibat yang
diterima oleh kaum nabi syu’aib.
Hiwar bentuk kisah ini banyak terdapat
dalam Al-Qur’an .dan jenis hiwar ini mempunyai pengaruh yang kuat pada jiwa
sebab;
1. Terletak pada
pengisyaratan agar tidak memihak pada yang Zalim.
2.Hiwar ini membawakan alasan yang
kuat , yaitu alasan dari nabi dan dari Tuhan
yang mengalahkan alasan orang kafir yang lemah.
3.Hiwar ini mengisahkan diaog secara
berseling, ini akan menajamkan persoalan yang didialogkan sehingga terjalin
kisah panjang yang kuat alur ceritanya.
4. Hiwar Jadali
Hiwarjadali
bertujuan untuk memantapkan hujjah (alasan) contohnya dalam surat Al=Nazm ayat 1-5.
Demi bintang ketika terbenam, kawan kalian
Muhammad tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tidak pula yang diucapkanya itu
menurut kemauan hawa nafsunya.Ucapan itu adalah wahyu yang diajarkan jibril
yang perkasa.
Dalam lanjutan ayat 10-18 Allah menetapkan
hujjah (alasan) yang ditujukan pada orang musyrikbahwa rosulnya menyampaikan berita yang benarmelalui
penglihatan yang nyata.begitu jugaAllah menyatakan alasan yang lemah pada tuhan
orang-orang musyrik (Al-uzza,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar