Jumat, 06 Desember 2013

ORGANISASI PROFESI GURU


Profesi yang baik biasanya memiliki ikatan organisasi profesi yang kuat, organisasi ini muncul atau ada karena rasa tanggung jawab kelompok terhadap masyarakat diatas kewajiban anggota dan secara perorangan.
Pengertian Organisasi
Organisasi menurut James D Mooney “bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama”
Fungsi dan tujuan Organisasi
Fungsi organisasi keguruan adalah sebagai pemersatu seluruh anggota profesi dalam ber…..menjalankan tugas keprofesiannya, dan memiliki fungsi …..perempuan professional profesi itu.
Fungsi pemersatu yaitu dorongan yang menggerakkan para professional untuk membentuk suatu organisasi keprofesian dengan beragam motif (social, politik, ekonomi, cultural, dsb)
Fungsi peng….kemampuan professional, fungsi ini sejalan dengan PP No. 38 tahun 1992. Pasl 61 yang berbunyi ”tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan karir, kemampuan, kewenangan professional, martabat dan kesejahtraan tenaga kependidikan, dan sesuai pula dengan UUSPN tahun 1989 pasal 31 ayat 4 di nyatakan bahwa “tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha mengembangkan kemampuan profesionalnya, sesuai dengan perkembangan dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa.
JENIS-JENIS ORGANISASI KEGURUAN
PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia)
MGMP (Musyarah Guru Mata Pelajaran)
ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia)
IPBI (Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia)
HSPI (Himpunan Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia)
PGRI lahir pada 25 November 1945 setelah 100 hari Indonesia merdeka cikal bakal organisasi PGRI adalah PGHB (Persatuan Guru Hindia Belanda) tahun 1912 kemudian berubah menjadi PGI (Persatuan Guru Indonesia) pada tahun 1932
Tujuan utama PGRI adalah :
a.       Membela dan mempertahankan republik Indonesia
b.      Memajukan pendidikan seluruh rakyat.
c.       Membela dan memperjuangkan nasib guru dan nasib buruh pada umumnya.
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan suatu wadah asosiasi / perkumpulan bagi guru mata pelajaran yang berada di suatu sanggar/ kabupaten/ kota yang berfungsi sebagai sarana untuk saling bekomunikasi belajar dan bertukar pikiran dan pengalaman dalam rangka meningkatkan kinerja guru.
Tujuan MGMP
Menurut pedoman MGMP (2004: 2) adalah :
1.      Tujuan umum MGMP adalah untuk mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam meningkatkan professional guru .
2.       Tujuan khusus
a.       Memperluas wawasan dan pengetahuan guru mata pelajaran dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien .
b.      Mengembangkan kultur kelas yang kondusif sebagai tempat proses pembelajaran menyenangkan dan mencerdaskan siswa.
c.       Membangun kerjasama dengan masyarakat sebagai mitra guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (Depdiknas 2004)

Menurut Mangkoe Sapoetra (2004) tujuan MGMP adalah,
a.       Memotivasi guru meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam merencanakan, melaksanakan dan membuat evaluasi program pembelajaran dalam rangka meningkatkan keyakinan diri sebagai guru professional.
b.      Meningkatkan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan peraturan mutu pendidikan.
c.       Mendiskusikan permasalahan yang di hadapi guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan guru mencari solusi permasalahannya.
Fungsi MGMP menurut mangkoe Sapoetra (2004: 3) adalah:
1.      Menyusun program jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek serta membuat jadwal kegiatan rutin.
2.      Memotivasi para guru untuk mengikuti kegiatan MGMP secara rutin baik ditingkat sekolah / wilayah.
3.      Meningkatkan mutu kompetensi profesionalisme guru.


Selasa, 19 November 2013

SISTEM EVALUASI PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


A.   Pengertian evaluasi  dan evaluasi pendidikan
Secara harfiah kata evaluasi  berasal dari bahasa Inggris ;evaluation;dalam bahasa Arab :al-taqdir ; dalam bahasa indonesia b
Erarti penilaian. Akar katanya adalah Value; dalam bahasa arab: Al-qiimah; dalam bahasa Indonesia berarti nilai. Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan (educational evaluation = al- Taqdir al-tarbawy) dapat di artikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan.

Adapun dari segi istilah menurut Edwin wandt dan Gerald W.Brown (1977) : evaluation refer to the act determining the value of something. Yaitu suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Atau singkatnya Evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses  penentuan nilai pendidikan , sehingga dapat diketahui mutu atau hasilnya.

Hamzah Uno dan Satria koni  dalm bukunya Assessment pembelajaran mengemukakan pengertian evalusi yaitu:proses pemberian makna atau ketetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu.

 Menurut Zaenal arifin M.Pd dalam bukunya Evaluasi pembelajaran berpendapat bahwa Evaluasi adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis , berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian , penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran.

Suharsimi Arikunto Dalam bukunya dasar-dasar Evaluasi pendidikan mengartikan Evaluasi adalah kegitan menilai yang didahului oleh pengukuran ( yang bersifat kuantitatif) dan penilaian( yang bersifat kualitatif)

Santosa murwani (prof,Dr) mengartikan Evaluasi merupakan kesimpulan dari serangkaian pengukuran, sehingga dapat diperoleh gambaran yang menyeluruh tentang siswa atau kelompok siswa.


Ralph Tyler Evaluasi adalah proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat tercapai.Cronbach (1963) dan Stufflebeam (1971) mendefinisikan Evaluasi adalah mentediakan informasi untuk pembuat keputusan. Malcolm dan Provus (1971) mengemukakan Evaluasi sebagai perbedaan apa yang ada dengan suatu standar untuk mengetahui apa ada selisih.

B.Pengertia Tes, pengukuran dan penilaian
Pengertian tes
Gilbert Sax (1980) menekankan tes sebagai suatu tugas atau serangkaian ,Tugas dapat berbentuk soal atau perintah atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
S. Hamid Hasan (1988) menjelaskan tes adalah alat pengumpulan data yang dirancang khusus.Kekhususan tes dapat terlihat dari konstruksi butir soal yang di gunakan.dari pendapat tersebut dapat disimpulkan tes adalah suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik .
(Zainal arifinM.Pd dalam bukunya Evaluasi pembelajaran hal2)

Pendapat lain mengemukantes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan pada tujuan pengajaran tertentu.(Hamzah B.Uno dan Satrio koni dalam buku assessment pembelajaran.

Anas sudijono dalam bukunya Pengantar evaluasi pendidikan mengartikan tes adalah cara yang digunakan atau prosedur yang harus ditempuh dalam rangka pengukuran dan pnilaian dibidang pendidikan yang berbebentu tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan atau perintah-perintah yang harus dikerjakan.........

Suharsimi arikunto dalam bukunya Dasar- dasar evaluasi pendidikan “tes adalah merupakan alat atau prosedur yang di gunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Prof santosa  murwani mengemukakan di sekolah tes merupakan alat pertama untuk mengukur dan menilai hasil belajar siswa yang beraspek kognitif dan psikomotor .Diluar sekolah tes juga di gunakan sesuai dengan kepentinganya.


Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah suatu pross atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu.Kata sesuatu bisa berarti peserta didik, guru, gedung sekolah dsb. Dalam pengukuran guru harus menggunakan alat ukur tes atau non tes.(Zainal arifin M.Pd dalamEvaluasi pembelajaran hal 4)

Pendapat Santosa murwani pengukuran adalah  proses membandingkan sesuatu dengan ukuran atau norma yang sudah di bakukanataupengukura  yaitu mendeskripsikan  data secara kuantitatif.( dalam buku Pengantar evaluasi pendidikan hal 16).

Pengukuran (measurement) adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran .pengukuran  bersifat kuantitatif( Suharsimi arikunto dalam dasar- dasar evaluasipendidikan hal 3)

Pengukuran dalam bahasa inggris dikenal dengan measurement dan dalam bahasa arab muqayasah dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sesuatu.yaitu membandingkan sesuatu dengan atau atasdasar ukuran tertentu. Misalnya mengukur suhu badan dengan thermometer,  untuk mengukur hasil belajar dengan tessoal dari soal 100 dapat di jawab 80 soal  jadi pngukuran brsifat kuantitatif.(Anas sudijono  dalampengantar Evaluasi pendidikan hal4)

Pengukuran adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala, peristiwa atau bnda  , sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka. (Hamzah B.Uno  dan satria koni dalam assessment pembelajaran hal2.

B.      Pengertian penilaian
Assessment (penilaian) merupakan istilah umum yang didefinisikan sebagai suatu proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan- keputusan mengenai para siswa, kurikulum, kebijakan-kebijakan  atau lembaga tertentu.(hamzah B.Uno dan Satria, Koni)

Linn dan Grondlund dalam bukunya Masurement Assessment in Teaching menyatakan bahwa Assessment (penilaian) adalah suatu istilah umum yang meliputi prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang belajar siswa.(Hamzah B,Uno dan Satria Koni Dalam Assessment pembelajaran hal 2)

Penilaian “berarti menilai sesuatu ,sedangkan menilai itu mengandung arti: mengambil keputusan terhadap sesuatudengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dsb. Jadi penilaian itu bersifat kualitatif.

Pengukuran adalah bersifat kualitatif  yaitu hasilnya berupa angka- angka atau bilangan-bilangan sedangkan valuasi  dan penilaian bersifat kualitatif yaitu merupakan penafsiran atau interprestasi  yang bersumber pada data kuantitatif , dikataka sering karena  sebab tidak semua penafsiran itu    bersumber dari keterangan- keterangan yang bersifat kuantitatif,mesalnya keterangan mengenai hal- hal yang disukai oleh siswa,  informasi dari orang tua mengenai kebiasaan belajar siswa, yang bukan merupakan data sngka (kuantitatif) melainkan keterangan yang bersifat kualitatif.

Menurut Masroen , pada umumnya para pakar pendidikan sepakatbahwa evaluasi mengenai proses pembelajaran disekolah tidak mungkin ,tidak m ungkin dapat dilaksanakan secara baik apabila Evaluasi itu tidak didasarkan atas data yang bersifat kuantitatif.Baik buruknya Evaluasi akan banyak bergantung pada hasil-hasil pengukuranyang mendahuluinya.Hasil pengukuran yang kurang cermat akan memberikan hasil evaluasi yang kurang cermat pula.

Dalam rangka mempertegas prbedaan pengukuran dan penilaian Wandt  dan Brown (1977) mengataka, bahwa: pengukuranadalah suatu tindakan  atau proses untuk menentukan luas atau kuantitas  dari sesuatu; iaa akan memberikan jawaban atas pertanyaan :Howmuch? Adapun penilaian atau evaluasi adalah tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu_ itu, akan menjawab pertanyaan : What Value?

Mengukur adalah  membandingkan sesuatu dengan satu ukuran , menilai adalah mengambilsuatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk. Sedangan evaluasi adalah kegiatan  mengukur dan menilai.Suharsimi  Arikunto dalam dasar- dasar evaluasi pendidikan hal 3)

Istilah penilaian merupakan alih bahasa

BELAJAR UNTUK MELAKUKAN PERUBAHAN


1.        Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang di lakukan secara sengaja untuk mendapatkan perubahan. Yang lebih baik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil dan dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu dll.
2.       Perubahan tersebut timbul karena adanya pengalaman dan latihan, jadi belajar adalah proses mengalami berbuat, mereaksi dan melampaui (Undergoing)
3.       Cara belajar yang baik
a.       Memilih waktu  yang tepat/ kondusif/ konsentrasi
b.      Dilakukan rutin tapi tidak dengan waktu yang lama/ disiplin
c.       Belajar kelompok
d.      Membuat resume/ ringkasan/ intisari pelajaran.
e.      Bertanya kalau belum paham, jangan menunggu guru minta untuk bertanya.
f.        Hindari mencontek/ tidak jujur
g.       Berlatihlah teknik kemampuan mengingat dengan singkatan-singkatan / symbol-simbol tertentu
h.      Menggunakan gaya belajar yang tepat (visual, audio, kinestetik)
4.       Prinsip belajar, landasan utama dalam mencapai keberhasilan adalah kesiapan (readness) mental, tanpa kesiapan mental maka tidak akan dapat bertahan terhadap sebagai kesukaran kesulitah  yang dihadapi selama belajar.
5.       Hambatan belajar
a.       Hambatan dari dalam
1.       Kesehatan fisik
2.       Intelegensi
3.       Kebiasaan buruk (malas, suka menunda)
4.       Persepsi negative (pesimis, rendah diri
5.       Kelelahan psikolog
b.      Hambatan dari luar
1.       Keadaan lingkungan yang kurang nyaman
2.       Sarana yang kurang memadai
3.       Pengaruh teman yang kurang baik
4.       Keluarga / guru yang kurang memotivasi
6.       Menurut stine persepsi negative adalah merupakan hambatan yang paling mempengaruhi hasil belajar  diantaranya:
a.       Saya bodoh! pada saat perasaan ini muncul akan terjadi minder, malahs, tidak semangat .
Solusi: tanamkan dalam diri bahwa didunia ini tidak ada manusia yang bodoh yang ada hanya orang yang malas dan tidak mau berusaha.
b.      Belajar membosankan  dampaknya gelisah dan tidak focus
Solusi: ubahlah belajar sangat menyenangkan.
c.       Saya tidak dapat memahami / tidak dapat belajar.
Solusi: saya mampu memahami , saya mampu mempelajari
d.      Saya tidak ingat dengan apa yang saya pelajari.
Solusi: saya dapat mengingat , semua yang saya pelajari  

KESALAHAN YANG SERING DILAKUKAN OLEH GURU


Kesalahan –kesalahan yang sering dilakukan  guru
A.   Berhubungan dengan penampilan
1.    Kerudung gaul
2.    Rambut semraut
3.    Merokok di sekolah
4.    Make up ala selebritis
5.    Sepatu Cinderella
6.    Pakaian ketat
7.    Perhiasan berlebihan
8.    Berlebihan memakai parfum/ minyak wangi
B.   Berhubungan dengan akademik
1.    Tidak membuat RPP
2.    Tidak membuat prota dan promes
3.    Tidak membuat / mengisi agenda
4.    Menyamakan soal evaluasi
5.    Tidak pernah menganalisis
6.    Tidak melakukan remedial/ pengayaan
C.   Berhubungan dengan pembelajaran
1.    Kurang sabar/ egosentris
2.    Merasa paling pintar
3.    Tidak peka terhadap perubahan
4.    Suasana kelas
5.    Tidak menguasai materi
6.    Mengajar tapi belum mendidik
7.    Guru tukang PR/ ulangan harian membuka les private
8.    Mengarang nilai
9.    Membawa masalah rumah kedalam kelas
10. Tidak melakukanevaluasi menyeluruh
D.   Berhubungan dengan kedisiplinan
1.    Korupsi waktu
2.    Sering izin
3.    Main HP/ Fesbukan saat pelajaran berlangsung
4.    Datang selalu terlambat
E.   Berhubungan dengan psikologi siswa
1.    Tidak memahami karakter siswa
2.    Tidak menjadi teladan
3.    Guru killer
4.    Guru permisif
5.    Pilih kasih
6.    Pelit memberikan reword
Penyakit – penyakit yang menyerang Guru
1.  Kudis (kurang disiplin)
2.  Kutil (kurang teliti)
3.  Kuman (kurang iman / amanah)
4.  Kurap (kurang rapih)
5.  TBC (tidak bias Computer / alias Gaptek)
6.  Asma 1 (asal masuk kelas)
7.  Asma 2 ( asal materi habis)
8.  Tipus (tidak Punya cara)
9.  Mual (mutu amat lemah)
10.         Kusta (kurang strategi)
11.         Kram (kurang trampil)
12.         Asam urat (asal sampaikan materi urutan kurang akurat)
13.         Lesu (lemah sumber)
14.         Diare (di kelas anak diremehkan)
15.         Ginjal (gaji nihil jarang aktif kerja lamban)
16.         Batuk (belajar atau tidak urusan kemudian)
17.         Sariawan (siapkan anak-anak dengan ringkasan, aman waktu ujian
18.         Salesma (sangat lemah sekali membaca)
19.         Struk (suka terlambat, rupanya kebiasaan)
20.         THT (tukang hitung transport)
21.         Hipertensi (hiruk persoalkan tentang sertifikasi
22.         Diabet (datang inginnya absen tok baru kemudian itungh – itungan duit)
23.         WTS (wawasan tidak luas)
24.         Gaptek (gagap teknologi)